Oleh
: Agus Saefudin
(PK Ekonomi Syariah IMM STAIDA Garut)
Ketua Umum IMM STAIDA Muhammadiyah Garut, beliau menyuruh untuk sebagian anggotanya
untuk mengikuti acara Diskusi Panel Pelajar Dan Mahasiswa dalam rangka pelantikan
pengurus IJTI Garut. dengan di Hadiri
oleh perwakilan Bupati, Mentri, Rektor Universitas Garut, Alumni IJTI dsb, juga
di hadiri oleh peserta dari Pelajar mulai dari tingkat SMA, Mahasiswa dan Salah
satunya Mahasiswa STAIDA Muhammadiyah
Garut.
Seperti
biasa peserta hanya menyimak apa yang akan di sampaikan oleh para
panitia penyelenggara. Adapun dalam acara ini ada seseorang pemateri dari KPID
Jabar (Komisi penyiaran Indonesia) bapak Abdul Holiq M.A dengan temanya “Tayangan yang berkualitas adalah tayangan
yang sehat” dan beliau memaparkan bahwa aktifritas masyarakat tidak akan
terlepas dari media karna memang media sudah ada di sekitar kita, dari mulai
radio televisi dan internet yang sekarang sudah membuming, namun yang patut
kita sadari dalam setiap rumah tentu pasti selalu ada Televisi dan tentunya
masyarakat tidak akan mendiamkan benda itu tentu akan di tontonnya.
Semuya masyarakat tentunya tentunya ingin
selalu menonton Televisi dari mulai Anak – Anak, remaja, dewasa, orang tua yang
sudah rentan dan bahkan kucing peliharaan pun akan ikut menonton Televisi dan
inilah yang akan sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat. Bayangkan para
pelajar waktu sekolah setahunnya 800 Jam, sehari 3 – 5 Jam sepekan 18 – 30 Jam
200 hari untuk belajar, dan untuk menonton TV setahun 1600 Jam sehari 4 – 5 jam
sepekan 30 – 35 Jam. Kalo melihat dari prediksi ini yang menonton TV lebih dominan ketimbang
Belajar.
Ketika tadi berbicara mengenai sebuah dampak
dan pengaruh dari media atau salah satunya Televisi berkenaan itu ada sebuah
solusi bagai mana masyarakat perlu tahu literasi media yaitu untuk menjadi
pemirsa yang cerdas dan keritis supaya pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
seseorang agar dapat menggunakan media itu dengan benar dan optimal.
Pengetahuannya adalah adanya adegan perkelahian di sinetron atau di
reality show itu tidak sungguhan iklan bertujuan konsultif, lalu isi media
cendrung di gambarkan berlebihan di bandingkan yang sesungguhnya dan juga harus
mempuyai kemampuan (skill) lalu mengerti teknik Flashback, paham penggunaan
ilustrasi music/sepesial efek dari Film dapat mengngambil suatu manfaat dari
media untuk kebuthannya. Bahkan ketika melihat dan menonton Televisi tubuh kita
harus dalam keadaan fit dan menekankan jumlah waktu yang kita habiskan dala
mengkonsumsi media dengan pikiran kosong dan juga merencanakan atau memprogram
secara sudah isi materi media yang kita biarkan menarik perhatian kita. Lalu mayarakat
akan senantiasa mewaspadai dampak dari media dan akan dapat mengantisipasinya,
pemirsa akan menanggapi pesan media secara kritis
Pemirsa atau penonton harus cerdas dan kritis
supaya menjadikan tontonan dari media itu sebagai kegiatan pilihan dengan
membatasi waktunya pilihan program acara yang sesuai dengan usia baik dan
bermanfaat lalu kalo ada tontonan yang melanggar Norma – norma, keritisilah bila
ada isi atau saran yang buruk, dan juga dapat mengadukanya ke Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI)